Partisipasi

Anda dapat berpartisipasi di blog Dunia Penuh Warna ini. Cukup kirim tulisan anda ke hill_me_marcopollo@yahoo.com atau hilmisetiawan@yahoo.com

Senin, 22 Oktober 2007

Selamat Jalan Temanku



Tiga tahun terakhir aku sudah tidak ingat lagi nama panjang temanku yang satu ini. Beberapa waktu yang lalu, aku beru teringat kembali, jika nama panjang temanku itu adalah Ike Zulaidah.
Ya, aku baru teringat sesaat setelah aku membaca sebuah nama yang terpahat rapi di sebuah batu nisan.
Aku merasa bersalah, tidak sepantasnya aku melupakan nama lengkap temanku yang sejak TK belajar bersamaku. memang , setelah lulus SMP, kami berpisah. Aku melanjutkan ke SMA, ia ke SMEA. Namun sekolah kami masih dalam satu kecamatan, yaitu Kecamatan Kencong.
Tetapi tetap saja, masa-masa kami menuntut ilmu bareng lebih lama ketimbang masa-masa kami berpisah. Empat tahun lamnya berpisah, tentu tidak dapat menghapus kenangan manis belajar bersama selama 11 tahun.
Senda-gurau, gelak-tawa khas anak-anak kerap kami lakukan, membuat aku, ia dan teman-temanku yang lain memiliki rasa kekluargaan yang erat sekali. Ditambah lagi dengan jumlah murid di sekolahanku yang tidak terlalu banyak, membuat rasa kekluargaan itu berjalan terus hingga kini.
Semua kenangan manis yang terukir di kepalaku saat ini menjadi tidak berarti apa-apa. Kenangan itu kini telah terkubur bersama jasad temanku yang telah terbujur kaku, mendahuluiku menghadap sang Khalik.
Kecelakaan tragis yang terjadi tepat satu minggu sebelum lebaran kemarin, telah merenggut nyawanya. Malam Minggu yang lazimnya menjadi malanya anak muda, menjadi malam pembawa maut.
Aku tidak habis pikir, sungguh mulia sekali niatannya keluar rumah waktu itu. Pada malam itu, ia pamit kepada kedua orang tuanya sambil membawa "jirigen" untuk membeli Bensin di SPBU Wonorejo, yang telah menjadi langganannya.
Tidak ada firasat aneh yang dirasakan bapak dan ibunya dirumah malam itu. "Yang saya ingat, malam itu ia memakai busana yang serba hitam", kenang sang ibu yang mulai tegar meskipun ia telah ditinggal anak semata wayangnya.
Ike Zulaidah. Kini ia telah pergi. Ia telah meniggalkan kami semua untuk selam-lamanya. Hanya sebuah papan kayu yang dirangkai menjadi sebuah rak untuk berjualan bensin, yang kamu tinggalkan bagi kami, temanmu. Itu pun belum genap dua bulan kamu dirikan. Namun, itu cukup untuk mengingatkan kami atas segala jasa-jasamu yang belum sempat kami balas.
Damailah dialammu, sahabat. Kami semua selalu berdo'a, semoga Allah mengampuni dosa-dosamu. serta kami juga berdo'a, semoga Allah mengampuni dosa kami padamu.
Selamat Jalan sahabat, namamu telah terpatri di hati kami.

Tidak ada komentar:

Pembaca Kami